Kamis, 27 November 2014

The Art of Thinking Clearly

The Art of Thinking Clearly


Judul
:
The Art of Thinking Clearly: 99 Sesat Pikir
Pengarang
:
ISBN
:
9789799107299
KPG
:
901140824
Ukuran
:
210 x 140 mm
Halaman
:
413 halaman
Harga
:
Rp 70,000

Apakah Anda:
• Pernah berniat memulai bisnis sesudah terinspirasi kisah sukses?
• Percaya ramalan dan prediksi para pakar di media?
• Merasa bahwa bertindak itu pasti lebih baik daripada diam saja?
• Selalu membuat jadwal dan rencana sambil berharap bisa menepatinya?
• Merasa bahwa sesuatu yang diyakini banyak orang benar itu pasti benar?


HATI-HATI!
Mungkin Anda sedang terjebak dalam satu dari 99 sesat pikir dalam buku ini. Sesat pikir (fallacy) atau kekeliruan bernalar timbul karena otak kita aslinya berkembang di dunia zaman dulu yang amat beda dengan dunia sekarang.
Agar dapat berpikir lebih jernih dan membuat keputusan lebih baik dalam dunia bisnis, kemasyarakatan, maupun kehidupan pribadi, kenalilah ke-99 sesat pikir itu.

Rolf Dobelli menulis dalam buku ini mengenai latarbelakangnya menulis buku ini. Karena sebenrnya dia bukanlah pakar psikologi atau pakar kepribadian. Rolf Dobelli adalah seorang penulis novel. Pada suatuhari ia mengikuti sebuah pelatihan dan dalam pelatihan itu dia  bertemu dengan  banyak orang. Dari pertemuannya itulah kemudian Rolf Dobelli menyadari hal-hal yang tidak disadari oleh banyak orang. Padahal hal-hal yang mendasar itulah yang menjadi bias dalam menentukan keputusan yang kita buat dalam berbagai bidang kehidupan kita, mulai dari bisnis, keluarga, dan sosial. Pada umumnya hal-hal yang dianggap bias ini tidak berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Namun apabila bias-bias ini sering mempengaruhi keputusan kita, maka tentu saja kebijaksanaan kita untuk mengambil keputusan yang dianggap paling baik akan terganggu.

Salah satu contoh bias yang diceritakan oleh Rolf Dobelli dalam bukunya The Art of Thinking Clearly ini adalah bias hasil. Tahukah anda bahwa masyarakat kini sering memandang reputasi sebuah lembaga melalui hasil yang diraihnya? Misalnya Universitas Harvard. Orang menganggap Universitas Harvard adalah universitas terbaik di dunia karena lulusan kampus ini banyak yang menjadi orang besar atau orang sukses. Padahal bisa jadi, lulusan Harvard menjadi sukses karena sejak awal universitas ini hanya mau menerima input mahasiswa terbaik dari seluruh dunia. Maka wajar saja kalau lulusannya juga banyak yang sukses.

Masih banyak lagi kumpulan artikel yang ditulis oleh Rolf Dobelli megenai bias-bias yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan membuat kita terjebak hingga salah langkah dalam mengambil keputusan.

Meskipun setelah membaca buku ini, kita mungkin masih akan tetap terjebak dalam bias-bias itu, namun seidaknya kita mendapat cukup pengetahuan untuk melakukan perbandingan dan analisis dalam menghadapi keputusan yang sulit. Dengan gaya bahasa yang menarik dan mengalir, membuat kita terus mebaca buku ini sejak halaman pertama sampai halaman terakhir. Dan buku ini berbentuk kumpulan artikel pendek. Sehingga ketika pembaca memutuskan “oke, setelah artikel yang satu ini aku akan behenti”, namun pada kenyataannya akan terus berlanjut hingga artikel yang terkhir.

Apalagi fakta-fakta yang disajikan berhubungan erat dengan keputusan yang harus kita buat dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuat para pembacanya merasa penasaran dan ingin terus membaca hingga akhir halaman.

Secara keseluruhan buku ini menarik untuk dibaca pada waktu luang, pagi hari, dalam perjalanan, atau sedang menunggu antrian. Tapi agak berat sih, karena tebalnya 413 halaman. Selamat membaca! J

1 komentar: