Judul : Kekasih Terbaik
Penulis : Dwitasari
Penerbit : Loveable
Jumlah halaman : 264
Tanggal Terbit : November 2014
Zera dan Yoga adalah sahabat sejak kecil yang tumbuh bersama hingga dewasa. Sahabat yang saling mengerti satu sama lain, hingga tidak ada orang lain yang lebih mengetahui dan mengenal mereka selain mereka mereka berdua. Tidak ada yang lebih mengerti betapa terobsesinya Zera pada sastra, puisi, dan pentas musikal selain Yoga. Dan tidak ada yang dapat memahami obsesi Yoga pada lukisan Picasa selain Zara, tentunya.
Yoga telah menganggap Zera sebagai sahabat terbaiknya. Namun ternyata tidak demikian dengan Zera. Ia menginginkan lebih. Tanpa sepengetahuan Yoga, diam-diam Zera
mencintai Yoga lebih dari sekedar sahabat. Perasaan Zera pada Yoga membuatnya tidak mau memandang ke arah lain. Seperti ketika seorang laki-laki bernama Doni menyatakan cinta padanya, tak ada respon lain selain menolaknya dengan tegas.
Namun, ternyata perasaan yang disimpannya untuk Yoga harus terkubur selamanya. Karena Yoga telah memiliki pujaan hati yang seslalu setia disampingnya, Tasya. Lalu apa yang harus dilakukan Zera? Apakah dia harus menunggu hingga Yoga mau melihat kearahnya dan berpaling dari Tasya? Ataukah dia harus move on dan mencari pengganti Yoga untuk menempati posisi khusus dalam hatinya?
Cerita tentang sahabat yang kemudian berbuah cinta sepasang kekasih memang tema yang umum dan sudah banyak digarap oleh para penulis lain. Aku sendiri pun masih suka membaca buku dengan tema sejenis meskipun sudah akan mengetahui endingnya, seperti novel harlequin. Karena memang aku suka cerita yang happy ending, jadi aku enjoy aja.
Untuk cerita ini, bisa dikatakan agak berbeda dengan cerita bertema sejenis. Pasalnya, banyak sekali penghalang yang harus merintangi jalan kedua insan ini. Dan penghalang terbesar dalam cerita ini menurutku adalah perasaan sakit hati yang dirasakan oleh Zera. Hampir dalam setia bagian dalam cerita ini terdapat deskripsi betapa sakitnya perasaan Zera karena cinta tak berbalasnya. Betapa cemburunya dia pada Tasya yang selalu mendapat curahan perhatian dari Yoga.
Bagian lain yang menonjol dalam novel ini adalah dekripsi yang diberikan oleh penulis mengenai passion yang dimiliki oleh Zera dalam bidang sastra dan passion dalam bidang lukisan yang dimiliki oleh Yoga. Tentunya penulis telah melakukan berbagai riset untuk mendapatkan keterangan mengenai lukisan-lukisan Picasa, cerita-cerita dibalik lukisannya, dan sejenisnya.
Secara kesuluruhan, bagus deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar